Jurnal Saintis https://journal.ft.unibos.ac.id/index.php/saintis <p>Saintis diterbitkan oleh Program Studi Teknik Kimida dan Unibos Engineering Faculty E-Journal System (UEFS) Fakultas Teknik Universitas Bosowa. Jurnal ini merupakan jurnal peer-peer review yang bersifat terbuka, terbit 2 (dua) kali dalam setahun yang mempublikasikan karya penelitian kerya penelitian inovatif dalam bidang sains. Teknologi dan lingkungan, serta bidang lain yang relevan.</p> Prodi Teknik Kimia Universitas Bosowa id-ID Jurnal Saintis 2443-2369 muslimah EVEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM Cu DENGAN ADSORBEN ARANG AKTIF AMPAS DAUN NILAM https://journal.ft.unibos.ac.id/index.php/saintis/article/view/808 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan daya serap dari ampas daun nilam sebagai arang aktif dalam menyerap logam ion tembaga.</p> <p>Subjek dalam penelitian ini adalah arang aktif dari ampas daun nilam dan objek penelitian ini adalah kemampuan daya serap arang aktif limbah nilam terhadap ion tembaga. Pengaktifan arang ampas daun nilam dilakukan dengan cara dibakar pada tungku pembakaran&nbsp; dan dihaluskan dengan ukuran 80 mesh. Arang diaktivasi menggunakan H<sub>3</sub>PO<sub>4</sub> 5% selama 24 jam. Karakterisasi dari arang aktif ampas daun nilam kemudian diuji dalam 4 parameter yaitu kadar air, kadar abu, volatile matter, dan daya serap terhadap iodium yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI No. 06-3730-1995). Proses adsorpsi dilakukan dengan memvariasikan waktu kontak dan massa dari arang aktif. Konsentrasi ion tembaga diukur dengan spektrofotometer UV-Vis.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada variasi waktu kontak persentase daya serap 0,1 gram arang aktif dalam 50 ml larutan tembaga yang paling optimum yaitu pada waktu ke 15 menit dengan daya serap sebesar 11,6% sedangkan pada variasi massa didapatkan hasil penyerapan larutan Cu optimum pada saat penambahan karbon sebanyak 0,5 gram ke dalam 50 ml larutan tembaga dengan daya serap sebesar 21,6%.</p> Muslimah Zulfikar Syaiful M. Tang Hak Cipta (c) 2025 Muslimah, Zulfikar Syaiful, M. Tang 2025-08-26 2025-08-26 6 1 255 263 10.35965/saintis.v6i1.808 A Pengaruh Penggunaan Ekstrak Tanin Dari Limbah Kulit Durian (Durio Zibethinus Murr) Sebagai Inhibitor Korosi Pada Medium Asam Klorida https://journal.ft.unibos.ac.id/index.php/saintis/article/view/613 <p><em>Tujuan penelitian ini untuk menentukan konsentrasi ekstrak tanin dari limbah kulit durian yang digunakan sebagai inhibitor laju korosi dan efektivitas ekstrak tanin dari limbah kulit durian sebagai inhibitor laju korosi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode maserasi pada ekstraksi kulit durian dilakukan dengan merendam sebanyak 150 gram menggunakan pelarut etanol 70% lalu di ekstraksi hingga didapatkan ekstrak kental berwarna kuning kecoklatan. Uji laju korosi dengan HCl tanpa inhibitor dan uji korosi HCl dengan penambahan inhibitor dengan enyiapkan media korosif yaitu berupa asam klorida (HCl), kemudian sampel besi yang telah disiapkan sebelumnya dimasukkan ke dalam gelas beker dan direndam selama 120 jam atau kurang lebih 5 hari.</em></p> <p><em>Ekstrak kulit durian memiliki daya hambat terhadap laju korosi. Berdasarkan hasil yang diuji hasil perhitungan penetapan kadar tanin pada kulit durian yang digunakan sebagai inhbitor laju korosi yaitu sebesar 0,138%. Efektivitas ekstrak tanin dari limbah kulit durian yang diformulasikan dalam uji laju korosi dengan nilai tertinggi yaitu 42,128 %/Tahun. Hal ini dipengaruhi oleh berat dan ukuran sampel.</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>Kata kunci :</em></strong><em> Limbah Kulit Durian, Penghambat Korosi, Ekstrak, Inhibitor</em></p> Febi Angela Hermawati Harun Al Gazali Hak Cipta (c) 2025 Febi Angela, Hermawati Harun, Al Gazali 2025-04-22 2025-04-22 6 1 276 284 PENGARUH WAKTU DAN KONSENTRASI ZAT WARNA KRISTAL VIOLET PADA PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS https://journal.ft.unibos.ac.id/index.php/saintis/article/view/896 <p><em>Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh waktu kontak terhadap efisiensi adsorpsi zat warna Kristal Violet pada berbagai konsentrasi awal larutan. Proses adsorpsi diamati dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada rentang panjang gelombang 450–750 nm. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai absorbansi maksimum Kristal Violet bergeser seiring peningkatan konsentrasi, yaitu pada 600 nm (10 ppm), 580 nm (20 ppm), dan 570 nm (50 ppm). Seiring bertambahnya waktu kontak, nilai absorbansi pada panjang gelombang maksimum cenderung menurun, yang menunjukkan berkurangnya konsentrasi Kristal Violet dalam larutan akibat proses adsorpsi. Penurunan absorbansi paling signifikan terjadi pada waktu kontak awal (0–30 menit), kemudian melambat hingga mencapai kondisi hampir setimbang pada 100 menit. Hasil ini menunjukkan bahwa waktu kontak dan konsentrasi awal larutan berpengaruh signifikan terhadap efisiensi proses adsorpsi.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong> <em>: Kristal Violet, Adsorpsi, Spektrofotometri UV-Vis, Panjang gelombang</em>.</p> <p> </p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>This study aims to study the effect of contact time on the adsorption efficiency of Crystal Violet dye at various initial solution concentrations. The adsorption process was observed using UV-Vis spectrophotometry at a wavelength range of 450–750 nm. The measurement results showed that the maximum absorbance value of Crystal Violet shifted with increasing concentration, namely at 600 nm (10 ppm), 580 nm (20 ppm), and 570 nm (50 ppm). As the contact time increased, the absorbance value at the maximum wavelength tended to decrease, indicating a decrease in the concentration of Crystal Violet in the solution due to the adsorption process. The most significant decrease in absorbance occurred at the initial contact time (0–30 minutes), then slowed down to reach a nearly equilibrium condition at 100 minutes. These results indicate that contact time and initial solution concentration have a significant effect on the efficiency of the adsorption process.</em></p> <p><strong><em>Key</em></strong> <strong><em>words</em></strong><em>: Crystal Violet, Adsorption, UV-Vis Spectrophotometry, Wavelength.</em></p> Basri Maryani Ridwan Fitri Ariani Hak Cipta (c) 2025 Basri Maryani, Ridwan, Fitri Ariani 2025-08-26 2025-08-26 6 1 271 275 10.35965/saintis.v6i1.896 PEMANFAATAN LIMBAH BIJI ALPUKAT DENGAN KOMBINASI KARAGENAN MENJADI EDIBLE FILM https://journal.ft.unibos.ac.id/index.php/saintis/article/view/881 <p><em>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi terbaik dalam mengekstraksi pati dari biji alpukat untuk dijadikan sebagai bahan utama dalam pembuatan edible film dan komposisi terbaik dari karagenan dan pati dari biji alpukat untuk menghasilkan edible film serta mengetahui hasil karakterisasi edible film yang terbaik. Metode pembuatan edible film ada beberapa tahapan yaitu ekstraksi biji alpukat kemudian pembuatan edible film yaitu dari pati biji alpukat dengan karagenan. Pengujian karakteristik terdiri dari kadar pati, kadar rendemen, uji kuat tarik, elongasi dan modulus elastis. Hasil penelitian ekstraksi dengan menggunakan natrium metabisulfite pada pati biji alpukat diperoleh konsentrasi terbaik yaitu 0.2% memberikan pengaruh putih pada pati biji alpukat. Dan pengujian kadar pati tertinggi dengan metode luff schrool yaitu 12.2604% dengan konsentrasi natrium metabisulfit 0.25%. serta nilai rendemen yang tertinggi diperoleh dengan konsentrasi 0.25% natrium metabisulfite yaitu 5.1623%. Dan komposisi pencampuran yang terbaik dalam pembuatan edible film antara karagenan dan pati biji alpukat yaitu 0.15% Karagenan&nbsp; dan 10 gram pati. Dan hasil karakteristik yang dihasilkan untuk uji kuat tarik yaitu 1.6MPa, uji Elonggasi yaitu 48,732% dan Uji Modulus Young yaitu 0,033 MPa. </em></p> Elisa Winanda Hamsina Hermawati Harun Heripurwoto Hak Cipta (c) 2025 Elisa Winanda, Hamsina, Hermawati Harun, Heripurwoto 2025-08-26 2025-08-26 6 1 303 313 10.35965/saintis.v6i1.881 PEMBUATAN SABUN CAIR DARI ECO ENZYM SEBAGAI BENTUK PEMANFATAN LIMBAH ORGANIK RUMAH TANGGA https://journal.ft.unibos.ac.id/index.php/saintis/article/view/854 <p>Eco enzyme merupakan hasil fermentasi dari perpaduan antara gula merah, limbah organik seperti sayur dan kulit buah, serta air. Cairan ini dikenal memiliki beragam fungsi yang bermanfaat bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Kandungan enzim dan asam organiknya menjadikan eco enzyme efektif sebagai pembersih alami, penghilang noda, pelembut kulit, sekaligus membantu proses regenerasi kulit. Penggunaan eco enzyme sebagai bahan pembersih juga berkontribusi terhadap pengurangan penggunaan senyawa kimia sintetis yang dapat mencemari lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sabun cair berbahan dasar alami dengan menambahkan eco enzyme sebagai salah satu komponen aktif. Sabun cair tersebut dibuat melalui proses reaksi antara kalium hidroksida (KOH) dan berbagai jenis minyak nabati, di antaranya minyak kelapa, minyak sawit, minyak zaitun, minyak biji anggur, minyak bunga matahari, minyak kedelai, serta shea butter. Campuran minyak ini dipilih untuk memperoleh produk sabun yang memiliki kemampuan membersihkan yang baik sekaligus menjaga kelembaban dan kelembutan kulit. Eco enzyme ditambahkan ke dalam formulasi sabun dalam konsentrasi 2,5% dan 5%. Dari hasil formulasi, penambahan eco enzyme menunjukkan integrasi yang baik dalam sabun, namun memberikan efek penurunan terhadap nilai pH dan volume busa yang dihasilkan. Analisis statistik memperlihatkan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap penurunan pH (p = 0,038) dan tinggi busa (p = 0,027) akibat penambahan eco enzyme. Meskipun demikian, nilai pH, tingkat busa, serta kualitas organoleptik produk masih memenuhi standar mutu sabun cair yang layak digunakan.</p> Justo BATTONG M. Tang Hak Cipta (c) 2025 Justo BATTONG, M. Tang 2025-08-26 2025-08-26 6 1 295 302 10.35965/saintis.v6i1.854 De Desulfurisasi Bahan Bakar Solar Menggunakan Serbuk Besi https://journal.ft.unibos.ac.id/index.php/saintis/article/view/787 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi serbuk besi yang digunakan dalam menurunkan menurunkan sulfur dan pengaruh suhu terhadap penurunan sulfur dalam solar. Percobaan penurunan sulfur dilakukan secara batch dengan suhu sekitar 30<sup>o</sup>C dan 50<sup>o</sup>C, dengan waktu kontak sekitar 30 menit dengan pengocokan dengan magnetic stirerr berkecepatan 250 RPM dan penambahan sejumlah konsentrasi serbuk besi ke dalam 100 ml solar.&nbsp; Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil maksimal pada konsentasi serbuk besi yaitu 2 gram dengan suhu 50<sup>o</sup>C dapat menurunkan kadar sulfur sebesar 13,71 %. Semakin banyak konsentrasi serbuk besi yang ditambahkan pada solar dan semakin tinggi suhu maka semakin besar pula penurunan kadar sulfur pada solar.</p> Rama Miningada Zulfikar Syaiful Hermawati Harun Hak Cipta (c) 2025 Rama Miningada, Zulfikar Syaiful, Hermawati Harun 2025-08-26 2025-08-26 6 1 285 293 10.35965/saintis.v6i1.787 Uji Kualitas dan Efektivitas Sabun Pembersih Tandon Air https://journal.ft.unibos.ac.id/index.php/saintis/article/view/886 <p><em> </em><em>Penelitian ini bertujuan untuk menguji kualitas dan efektivitas sabun pembersih tandon air berbahan surfaktan sintetis dan ramah lingkungan. Tiga formulasi diuji, yaitu F1 (Sodium Lauryl Sulfate/SLS sebagai kontrol), F2 (Lauryl Glucoside), dan F3 (kombinasi Lauryl Glucoside dan Decyl Glucoside). Pembuatan sabun dilakukan dengan metode cold process tanpa saponifikasi, menggunakan bahan tambahan seperti Cocamidopropyl Betaine (CAPB), Sodium Chloride, Sodium Hydroxide, asam sitrat, hidrogen peroksida, pewangi, dan pengawet. Pengujian kualitas meliputi pH dan stabilitas busa, sedangkan uji efektivitas dilakukan pada media tandon air berkerak dan ember berlumut menggunakan penilaian visual responden.</em></p> <p><em>Hasil uji pH menunjukkan seluruh formulasi berada pada rentang aman (pH 6–7). Stabilitas busa tertinggi diperoleh F1 (95,26%), diikuti F3 (89,08%) dan F2 (82,35%). Pada media tandon air, F1 memiliki daya bersih tertinggi (skor 3,2), disusul F3 (2,6) dan F2 (2,1). Pada media ember, F1 dan F3 sama-sama unggul (4,7), sedangkan F2 sedikit lebih rendah (4,3). Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun SLS memiliki daya bersih tertinggi pada kerak berat, kombinasi surfaktan alami (F3) mampu mendekati efektivitasnya pada kondisi kerak ringan, dengan keuntungan lebih ramah lingkungan. </em></p> <p><strong><em>Kata kunci:</em></strong><em> Sabun pembersih tandon air, Sodium Lauryl Sulfate, Lauryl Glucoside, Decyl<br /> Glucoside,Cold Process </em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>This study aims to evaluate the quality and cleaning effectiveness of water tank cleaning soaps formulated with synthetic and environmentally friendly surfactants. Three formulations were tested: F1 (Sodium Lauryl Sulfate/SLS as control), F2 (Lauryl Glucoside), and F3 (a combination of Lauryl Glucoside and Decyl Glucoside). The soaps were produced using the cold process method without saponification, incorporating additional ingredients such as Cocamidopropyl Betaine (CAPB), Sodium Chloride, Sodium Hydroxide, citric acid, hydrogen peroxide, fragrance, and preservative. Quality tests included pH and foam stability, while cleaning effectiveness was assessed on heavily encrusted water tanks and moss-covered buckets using visual scoring by respondents.</em></p> <p><em>The pH results showed all formulations were within a safe range (pH 6–7). The highest foam stability was observed in F1 (95.26%), followed by F3 (89.08%) and F2 (82.35%). On water tank media, F1 achieved the highest cleaning score (3.2), followed by F3 (2.6) and F2 (2.1). On bucket media, F1 and F3 performed equally well (4.7), while F2 scored slightly lower (4.3). These results indicate that while SLS offers the strongest cleaning performance on heavy mineral deposits, the natural surfactant combination (F3) can closely match its effectiveness on light-scale conditions, with the added advantage of being more environmentally friendly.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Water tank cleaning soap, Sodium Lauryl Sulfate, Lauryl Glucoside, Decyl<br /> Glucoside,Cold Process</em></p> Widriyanti Salamba Zulfikar Syaiful Al Gazali Hak Cipta (c) 2025 Widriyanti Salamba, Zulfikar Syaiful, Al Gazali 2025-08-26 2025-08-26 6 1 313 320 10.35965/saintis.v6i1.886 PENJERNIHAN MINYAK JELANTAH DAN PEMANFAATANNYA KEMBALI MENJADI SABUN https://journal.ft.unibos.ac.id/index.php/saintis/article/view/879 <p><em>Keunggulan sabun yang terbuat dari minyak goreng bekas yang ramah lingkungan dan berkelanjutan telah kembali diminati dalam beberapa tahun terakhir. Proses pembuatan sabun berkualitas dari minyak jelantah, yaitu minyak yang sudah berulang kali digunakan untuk menggoreng makanan namun belum sepenuhnya berubah warna menjadi hitam. Dalam pembuatannya memerlukan beberapa proses dan tahapan yang tepat untuk menghasilkan sabun berkualitas tinggi. Minyak jelantah yang digunakan adalah minyak yang telah digunakan beberapa kali untuk menggoreng makanan namun belum berubah warna menjadi hitam. Dalam studi ini, kami </em><em>membandingkan beberapa bahan yang dapat digunakan untuk menjernihkan minyak jelantah yaitu</em><em> arang aktif, tepung kanji, dan bleaching earth. Minyak yang telah dibersihkan dinilai organoleptiknya kemudian dibuat menjadi sabun padat dengan metode dingin. </em><em>Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan terbaik untuk menjernihkan minyak jelantah adalah </em><em>bleaching earth. </em><em>Komponen minyak terbesar di dalam formula sabun ini adalah minyak jelantah yang berasal dari minyak sawit. </em><em>Minyak kelapa sawit sering dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan sabun padat karena mampu membentuk sabun yang keras dan memiliki daya tahan pakai yang lama. Minyak kelapa sawit dapat menghambat busa yang dihasilkan oleh sabun jika digunakan terlalu banyak sehingga perlu ditambah dengan </em><em>minyak kelapa yang </em><em>berfungsi sebagai penghasil busa, juga meningkatkan kemampuan membersihkan dari sabun, tetapi kekurangannya adalah dapat memberikan rasa yang kering di kulit. Oleh sebab itu ditambahkan pula minyak zaitun memberikan rasa lembut di kulit. Pengujian pH sabun dengan kertas pH universal menunjukkan bahwa pH sabun berada pada rentang pH 9-10.</em></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong><em>Kata Kunci : </em></strong><em>Minyak Jelantah, Sabun, Minyak Sawit, Organoleptik, Bleaching Earth.</em></p> <p><strong><em>&nbsp;</em></strong></p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em>The advantages of soap made from used cooking oil, which is environmentally friendly and sustainable, have become popular again in recent years. The process of making quality soap from used cooking oil, which is oil that has been repeatedly used to fry food but has not completely turned black. Making it requires several precise processes and stages to produce high quality soap. The used cooking oil used is oil that has been used several times for frying food but has not yet turned black. In this study, we compared several ingredients that can be used to purify used cooking oil, namely activated charcoal, starch and bleaching earth. The oil that has been cleaned is assessed for its organoleptic properties and then made into solid soap using the cold method. The research results show that the best material for purifying used cooking oil is bleaching earth. The largest oil component in this soap formula is used cooking oil which comes from palm oil. Palm oil commonly used as a base ingredient in bar soap production because it helps create a firm soap with long-lasting durability during use. Palm oil can inhibit the foam produced by soap if used too much, so it needs to be added with coconut oil which functions as a foam producer, also increases the cleaning ability of soap, but the downside is that it can leave a dry feeling on the skin. Therefore, adding olive oil also provides a soft feeling on the skin. Testing the pH of soap with universal pH paper shows that the pH of soap is in the pH range 9-10.</em></p> <p><strong><em>Keywords :</em></strong><em> Used Cooking Oil, Soap, Palm Oil, Organoleptic, Bleaching Earth.</em></p> Sunarsih 4520044020 Zulfikar Syaiful Hak Cipta (c) 2025 Sunarsih 4520044020, Zulfikar Syaiful 2025-08-26 2025-08-26 6 1 263 270 10.35965/saintis.v6i1.879