Studi Pengembangan Permukiman Berbasis Green City di Kecamatan Betoambari, Kota Baubau
DOI:
https://doi.org/10.35965/jups.v3i2.377Kata Kunci:
Green City, Permukiman, Kecamatan BetoambariAbstrak
Abstract. As time goes by, human needs increase with the human population growth in an area and provide quite real development impacts, both positive and negative impacts. One example of the adverse effects of development is environmental pollution that occurs as a result of human activities in it. Settlements are one of the human needs that grow rapidly over time. the need for housing in urban areas has recently begun to develop not only in the city center but has begun to show signs of growth in the suburbs. Betoambari District, Baubau City, which is the study area in this research, is one of them, Betoambari District, which is defined in the spatial planning document as a settlement development area. This is also supported by the carrying capacity and capacity of the land in Betoambari District, which can support activities including settlement activities. this research will find out the ability of Betoambari District in adopting the green city concept in development by testing several green city index test variables and providing input related to development with the green city concept as to what can be applied to prevent impacts due to development through an ecological approach by adopting the concept green city
Abstrak. Seiring berjalannya waktu kebutuhan manusia seiring meningkat dengan jumlah pertumbuhan penduduk manusia pada suatu wilayah dan memberikan dampak pembangunan yang cukup nyata baik dampak positif maupun dampak buruk. contoh dampak buruk pembangunan salah satunya adalah pencemaran lingkungan yang terjadi akibat aktivitas manusia didalamnya. Permukiman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang bertumbuh pesat seiring berjalannya waktu. kebutuhan akan hunian di perkotaan akhir akhir ini mulai berkembang bukan hanya pda pusat kota namun mulai menunjukan tanda-tanda pertumbuhannya hingga pada wilayah pinggiran kota. Kecamatan Betoambari, Kota Baubau menjadi wilayah studi dalam penelitian ini adalah salah satunya, Kecamatan Betoambari yang ditetapkan dalam dokumen tata ruang sebagai kawasan pengembangan permukiman hal ini juga didukung oleh daya dukung dan daya tampung lahan di Kecamatan Betoambari yang dapat mendukung kegiatan termasuk kegiatan permukiman. dalam penelitian ini akan mencari tahu terkait kemampuan Kecamatan Betoambari dalam mengadopsi konsep green city dalam pembangunan dengan menguji beberapa variabel uji indeks green city serta memberikan masukan terkait pembangunan dengan konsep green city seperti apa yang dapat diterapkan untuk mencegah dampak akibat pembangunan melalui pendekatan ekologis dengan mengadopsi konsep green city.
Referensi
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Baubau. Kecamatan Betoambari Dalam Angka 2017-2021. Badan Pusat Statatistik Kota Baubau
Citrayati, N., Antariksa, Titisari, E. Y., 2008. Permukiman Masyarakat Petani Garam Di Desa Pinggir Papas, Kabupaten Sumenep. Arsit. E-Journal 1, 1–14.
Dinas Pekerjaan Umum Kota Baubau. 2015. RTRW Kota Baubau Tahun 2015-2035. Kota Baubau
Mugni, P. A. N., Fuad Aziz, M., & Yahya, I. (2021). Evaluasi Penerapan Konsep "Green City" di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros. Journal of Urban Planning Studies, 1(3), 282–295.
Latief, R., Hidayat, Y. T., & Yahya, I. (2021). Analisis Perubahan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kecamatan Mandai Kabupaten Maros. Journal of Urban Planning Studies, 2(1), 43-54.
Peraturan Daerah. 2014. Rencana Tata Ruang Wilayah Nomor 4 Tahun 2014 Kota Bau-Bau. Bau-Bau: Bada Perencanaan Pembangunan Daerah kota Bau-Bau.
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Irsan Ely Kibas, Batara Surya, Jufriadi, Nani Anggraini

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.