Arahan Pengendalian Ruang Kawasan Perkotaan Mamasa Ditinjau Dari Kesesuaian Lahan Pertanian
DOI:
https://doi.org/10.35965/jups.v3i2.379Kata Kunci:
Arahan, Pengendalian Ruang, Kesesuaian Lahan PertanianAbstrak
Abstract. The purpose of this study is to determine the suitability of agricultural land in the Mamasa Urban Area and to formulate directions for spatial control in the Mamasa Urban Area, based on the suitability of agricultural land. This type of research is a mixed method research. To determine the suitability level of agricultural land in the Mamasa Urban Area using the Agricultural Land Suitability Analysis analysis tool, and to formulate spatial control directions in the Mamasa Urban Area, based on the suitability of agricultural land.
The main conclusions of this study are that the suitability of agricultural land in the Mamasa Urban Area is annual crops with an area of 1538.36 ha, and the concept of controlling the suitability of agricultural land for annual crops or annual crops with an area of 1538.36 ha. According to PP No. 1 of 2011 and for plantation areas, it is directed that the conversion of paddy fields to non-rice fields is not allowed in this area.
Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian lahan pertanian di Kawasan Perkotaan Mamasa dan merumuskan arahan pengendalian tata ruang di Kawasan Perkotaan Mamasa berdasarkan kesesuaian lahan pertanian. Jenis penelitian ini adalah penelitian mix metod, Untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan pertanian di Kawasan Perkotaan Mamasa dengan menggunakan alat analisis Kesesuaian Lahan Pertanian, dan merumuskan arah pengendalian ruang di Kawasan Perkotaan Mamasa berdasarkan kesesuaian lahan pertanian.
Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah kesesuaian lahan pertanian di Kawasan Perkotaan Mamasa adalah tanaman semusim dengan luas 1538,36 ha, dan konsep pengendalian kesesuaian lahan pertanian untuk tanaman semusim seluas 1538,36 ha. Sesuai PP No 1 Tahun 2011 dan untuk areal perkebunan diarahkan agar tidak boleh dilakukan konversi lahan sawah menjadi lahan non sawah di wilayah ini.
Referensi
Badan Pusat Statistik. (2022). Sulawesi Barat Dalam Angka 2022. Mamuju: Badan Pusat Statistik
Cresswell, J. W. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan Mixed (3 Ed.). Pt. Pustaka Pelajar.
Hidayat, S. I., & Rofiqoh, L. L. (2020). Analisis Alih Fungsi Lahan Pertanian Di Kabupaten Kediri. Jurnal Social Economic Of Agriculture, 9(1), 59. Https://Doi.Org/10.26418/J.Sea.V9i1.40646
Kementrian Pekerjaan Umum. (2007). Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik Lingkungan, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial Dan Budaya (No. 20 Tahun 2007). Kementrian Pekerjaan Umum: Indonesia
Marinda, R., R.P. Sitorus, S., & Pribadi, D. O. (2020). Analisis Pola Spasial Persebaran Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Di Kabupaten Karawang. Jurnal Geografi, 12(02), 161. Https://Doi.Org/10.24114/Jg.V12i02.17646
Masrukhin, M. (2019). Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Dalam Perspektif Alih Fungsi Lahan Di Kabupaten Cirebon. Hermeneutika : Jurnal Ilmu Hukum, 3(2). Https://Doi.Org/10.33603/Hermeneutika.V3i2.2598
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (23 Ed.). Penerbit Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia. (2009). Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Nomor 41 Tahun 2009). Sekretariat Negara: Indonesia
Undra, V. L. (2019). Identifikasi Pemanfaatan Lahan Pertanian Masyarakat Di Kecamatan Kontukowuna. Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi, 4(2). Https://Doi.Org/10.36709/Jppg.V4i2.6988
##submission.downloads##
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Briyan Yudha Octa Pratama, Kamran Aksa, Ilham Yahya

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.