PENENTUAN KARAKTERISTIK BRIKET ARANG BAMBU DENGAN MENGGUNAKAN PEREKAT TEPUNG SAGU DAN TAPIOKA

Penulis

  • Agnes Agnes Program Studi Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Bosowa
  • Hamsina Hamsina Program Studi Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Bosowa
  • Nur Ainy Program Studi Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Bosowa

Kata Kunci:

Briket arang, tepung sagu, tepung tapioka, perekat bambu

Abstrak

Penentuan kondisi optimum dan karakteristik briket arang bambu dengan variasi perekat tepung sagu dan tapioka telah dilakukan dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kondisi optimum konsentrasi perekat tepung sagu dan tapioka dan menentukan karakteristik briket arang dari bambu yang dihasilkan yang meliputi kadar air, kadar abu, nilai kalor, kadar zat menguap dan kadar karbon terikat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah proses pengarangan dengan menggunakan dua drum,

proses penghancuran arang dan pengayakan 60 mesh, dan proses pencetakan briket ± 1/2 ton dengan memvariasikan komposisi perekat 5 % dari berat serbuk arang yaitu sagu 2 g dan tapioka 8 g, sagu 3 g dan

tapioka 7 g, sagu 5 g dan tapioka 5 g, sagu 7 g dan tapioka 3 g, sagu 8 g dan tapioka 2 g. Pada penelitian ini dihasilkan kondisi optimum konsentrasi perekat pada briket arang bambu yaitu pada perekat tepung sagu 2 g dan tapioka 8 g. Karateristik briket arang bambu yang dihasilkan pada perekat tepung sagu 2 g dan tapioka 8 g adalah kadar air 3,3558 %, kadar abu 4,3883 %, nilai kalor 6946,3511cal/g, kadar zat menguap 32,1932 % dan kadar karbon terikat 63,4185 %. Perekat tepung sagu 3 g dan tapioka 7 g adalah kadar air 3,4816 %, kadar abu 4,5909 %, nilai kalor 6916,5606 cal/g, kadar zat menguap 32,6960 % dan kadar karbon terikat 62,7131 %. Perekat tepung sagu 5 g dan tapioka 5 g adalah kadar air 3,6331 %, kadar abu 5,8056 %, nilai kalor 6897,5996 cal/g, kadar zat menguap 34,3903 % dan kadar karbon terikat 59,8041 %. Perekat tepung sagu 7 g dan tapioka 3 g adalah kadar air 3,6727 %, kadar abu 6,5109 %, nilai kalor 6859,8475 cal/g, kadar zat menguap 42,3254%  dan kadar karbon terikat 51,1637 %. Perekat tepung sagu 8 g dan tapioka 2 g adalah kadar air 3,7609 %, kadar abu 6,5422 %, nilai kalor 6429,9405 cal/g, kadar zat menguap 42,4136% dan kadar karbon terikat 51,0442 %.

Referensi

Abdullah, 1991, Energi dan Tingkat Kemajuan Teknologi. Jakarta. Penerbit Sinar Harapan.

Achmad R. 1991. Briket Arang lebih dari kayu bakar. Neraca 10(4) : 21-22).

Bhattacharya,S.C., G.Y. Shaunier, N.Islam, 1985, Densification of Biomassa Residuesin in : Bioenergy 84. Vol. 3, H. Egneus and Ellegard (ed), Elsevier London.

Berlian, Nur dan Estu Rahayu.1995. Bambu, budidaya dan Prospek Bisnis. Penebar Swadaya,Jakarta.

Capah, A. G. 2007. Pengaruh Konsentrasi Perekat dan Ukuran Serbuk Terhadap Kualitas Briket Arang Dari Limbah Pembalakan Kayu Mangium ( Acacia Mangium Willd). [SKRIPSI]. Medan. Departemen Kehutanan. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.

Dwiningsih, R. (2006), Strategi Baru Sintesis Trisindolina dan Turunannya, Skripsi, Jurusan Kimia ITS, Surabaya.

Hambali, E. 2008. Teknologi Bioenergi. Cetakan ke-2. Jakarta : PT. Agomedia Pustaka

Hartoyo, J., H.Roliandi, 1978. Percobaan Pembuatan Briket Bioarang dari Limbah Jenis Kayu. Indonesia. Laporan Penelitian Lembaga Hasil Hutan, Bogor.

Hartoyo, 1983, Pembuatan Arang dari Briket Arang Secara Sederhana dari Serbuk Gergaji dari Limbah Industri Perkayuan Bogor. Puslatbang Hasil Hutan.

Hartoyo, 1990. Membuat Arang Tempurung Kelapa Sistem Kiln Drum. Trubus : Info Agrobisnis.

Hendra, 1999, Pembuatan Briket dari Limbah Pengolahan Minyak Kayu Putih. Jurna Penelitian Hasil Hutan 10 (1) : 20-23.

Hendra dan Darmawan, 2000. Pengaruh Bahan Baku dan Jenis Perekat dan Tekanan Kempa Terhadap Kualitas Briket Arang. Skripsi S1 Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Josep S, Hislop D. 1981. Residu Briquetting in Development Countries. London : Aplyed Science Publisher.

Karch GE dan Boutette. 1983. Charcoal Small Scale Production. German Approriate Tecnology Exchange, Federal Republic of Germany.

Kirana, M., 1985. Pengaruh Tekanan Pengempaan dan Jenis Perekat dalam Pembuatan briket Tempurung Kelapadalam Agussalim, 1995. Pengaruh Ukuran Butiran

Arang dan Persentase Perekat dalam Pembuatan Briket Arang Kombinasi Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Arang Tempurung Kelapa Sawit, Laporan Hasil penelitian Mahasiswa Jurusan Tekologi Pertanian, UNHAS.

Kurniawan, O. Dan Marsono. 2008. Superkarbon, Bahan Bakar Alternatif Pengganti Minyak Tanah dan Gas. Penebar Swadaya. Jakarta.

Lubis, K, 2008. Transformasi Mikropiri ke Mesopori Cangkang Kelapa Sawit Terhadap Nilai Kalor Bahan Bakar Briket Arang Cangkang Kelapa Sawit, UNSU, Medan.

Masturin, A. 2002. Sifat Fisik dan Kimia Briket Arang dari Campuran Arang Limbah Gergajia Kayu [skripsi]. Bogor. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Musango,J.K., dan Brent, A.C. (2010). A Conceptual Framework for Energy Tecnology Surtainability Assesment. Energy for Surtainable Development, 15, 84-91.

Nodali Ndraha, 2010. Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu terhadap Mutu yang Dihasilkan. Laporan skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pari, G. 2002. Industri Pengolahan Kayu Teknologi Alternatif Pemanfaatan Limbah [Makalah Filsafah Sains ]. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Perry,chilton, 1973, “Perry’s Chemical Engineer’s , Handbook”, 5ed, McGraw-Hill Book Company Inc., Singapore.

Prihandana, R dan Hendroko, R. 2007, Energi Hijau : Pilihan Bijak Menuju Energi Mandiri, Penebar Swadaya, Jakarta.

Putra H.P., Yuriandala, Y., dan Anggraini D.K. 2013, Studi Kualitas Briket dari Tandan kosong Kelapa Sawit dengan Perekat Limbah Nasi, Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP UII, Volume 5 No 1 Tahun 2013.

Schuachart, dkk, Pedoman Teknik Pembuatan Briket Bioarang, Medan, (1996).

Sudradjat, R. 1983. Pengaruh Bahan Baku, Jenis Perekat dan Tekanan Kempa Terhadap Kualitas Briket Arang. Laporan No. 165. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Bogor. Indonesia.

Sudradjat, R., dan S. Soleh. 1994. Petunjuk Teknik Pembuatan Arang Aktif. Badan Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor.

Sudradjat, R, D. Setiawan dan H. Roliadi. 2006. Teknik Pembuatan dan Sifat Briket Arang dari Tempurung dan Kayu Tanaman Jarak Pagar (Jatropa curcas L). Penelitian Hasil Hutan 24 : 227-240.

Triono, A. 2006. Karakteristik Briket Arang dari Campuran Serbuk Gergaji Kayu Afrika (Maesopsi eminii Engl.) dan Sengon (Parasenrianthes falctaria L. Nielsen) dengan Penambahan Tempurung Kelapa (Cocos mucifera L.). [Skripsi]. Departemen Hasil Hutan. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Widayanti, N., 1995. Pengeringan Hasil Panen dengan Tenaga Sekam. Penebar Swadaya, Jakarta.

Yongki, Kastanya, Luthana. 2009. Prosedur Ekstraksi Senyawa Fenol dan Antibakteri dari Produk Tanaman Gambir yang Disertai Metode Analisanya. Diakses: 25 Mei 2009. http://Yongkikastanyaluthana.wordpress.com/2 009/01/26/prosedurekstraksi-senyawa-fenol- dan-antibakteri-dari-produk-tanaman-gambir- yang-disertai-metode-analisanya/htm.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2021-10-16