Penerapan Warna dan Cahaya pada Interior Ruang Terapi Bermain Autisme Care Center

Penulis

  • Ade Wira Lesmana Universitas Bosowa
  • Syam Fitriani Asnur Universitas Bosowa
  • Syamsuddin Mustafa Universitas Bosowa

Kata Kunci:

Terapi warna dan cahaya, ruang bermain, anak autis, perilaku anak autis

Abstrak

Penderita autisme mempunyai gangguan pada interaksi sosial, komunikasi, imajinasi serta pola perilaku yang repetitif dan resistensi (tidak mudah mengikuti/menyesuaikan) terhadap perubahan pada rutinitas. Gangguan pada interaksi sosial ini menyebabkan mereka terlihat aneh dan berbeda dengan orang lain. Untuk menangani anak autis, salah satu metode yang dapat diterapkan adalah terapi warna. Terapi warna dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran anak akan keberadaannya dalam lingkungan dan warna dapat menimbulkan efek psikologis pada anak. Ruang bermain merupakan ruang yang paling efektif untuk diadakannya terapi, karena di ruang bermain anak merasa bebas berekspresi tanpa menyadari bahwa dirinya sedang diperlakukan. Kepekaan terhadap warna anak autis diharapkan diwujudkan dalam ruang bermain dengan penggunaan pencahayaan buatan sehingga dapat “memancing” kepekaan anak, tanpa harus mengubah bentuk atau warna ruangan. Sarana terapi dapat berfungsi maksimal jika dapat berinteraksi dengan penggunanya melalui pendekatan indera yaitu dengan menciptakan susunan elemen pembentuk ruang yang mampu memberikan pengalaman tersendiri, terutama pada anak autis yang merupakan visual learner. Warna dan cahaya merupakan elemen yang mudah ditangkap secara visual ruang kemudian menuju ke bentuk dan elemen lainnya dalam ruang.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2024-05-30